Sabtu, 17 Maret 2018

SISTEM REPRODUKSI


A.      PENDAHULUAN
1.      Deskripsi Singkat
             Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.


Pada bab ini akan dibahas tentang sistem reprosuksi yang terjadi pada manusia. Di dalamnya akan mempelajari sistem reproduksi pria dan wanita (mencakup tentang organ reproduksi, gametogonium, dan hormon), menstruasi, fertilisasi dan kehamilan. Termasuk berbagai kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.
2.      Kompentensi Inti
3.    Menjelaskan struktur fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkit terjadi serta implikasi pada salingtemas.
4.      Kompetensi dasar
3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan  proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

B.       PENYAJIAN
1.      Sistem Reproduksi Pria
a.      Organ reproduksi
Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa (sperma). Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin dalam (internal) dan alat kelamin luar(eksternal).
1)   Organ Internal
Alat kelamin dalam terdiri atas:
a)         Testis
Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah penis, dalam scrotum (kantung zakar). Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya. Di dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat epididimis. Dari masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria memproduksi sperma setiap waktu. Pria dapat melepaskan sperma saat ejakulasi atau waktu puncak bersenggama. Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel intertisisial yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita. Pada seorang laki-laki testis dapat mengalami gangguan, antara lain tumor, yaitu pembengkakan yang terjadi pada testis. Pembengkakan dapat juga diakibatkan pengumpulan cairan antara lapisan-lapisan pembungkus atau pembesaran pembuluh darah balik. Gondongan pada orang dewasa dapat pula menyebabkan pembengkakan dan peradangan testis sehingga menimbulkan kemandulan.

Gambar 1. Struktur reproduksi pria tampak dep
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

b)        Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria terdiri atas saluran epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
1.      Saluran epididimis
Saluran ini berjumlah sepasang dan merupakan saluran yang berkelok-kelok yang keluar dari testis. Saluran epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma matang dan bergerak ke vas deferens.
2.      Vas deferens
Vas deferens merupakan sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran ini adalah sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen (kantung mani/vesikula seminalis).Vas deferens menghasilkan sekret dan kelenjarFungsi dari sekret ini antara lain seperti berikut:
a.       Menyediakan zat gizi yang dibutuhkan oleh spermatozoa, seperti karbohidrat, vitamin, dan asam amino. Karbohidrat yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.
b.      Sekret bersifat basa yaitu memiliki pH 7,2–7,4, sehingga dapat menetralkan asam yang terdapat di liang senggama wanita. Karena spermatozoa dapat mati jika berada pada pH asam.
c.       Sekret mengandung lendir pelumas dan zat yang disebut prostaglandin yang dapat merangsang pergerakan dinding rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut dengan air mani atau semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat bertahan hidup selama 6 minggu, tetapi apabila berada pada tubuh wanita hanya bertahan selama 1-2 hari.
3.      Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4.      Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi menjadi empat bagian berdasarkan letaknya, yaitu:
1)             Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
2)             Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat pembukaan kecil, di mana terletak muara vas deferens.
3)             Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat kelenjar bulbo uretralis.
4)             Pars spongiosa/cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.


c)         Kelenjar kelamin laki-laki
Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
1.      Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga kantung semen. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai uterus.
2.      Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan antara uretra dengan vas deferens. Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
3.      Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper.
Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Kelenjar Cowper terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung menuju uretra. Kelenjar prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
  
2)   Organ Eksternal
Alat kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
a)      Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
b)      Scrotum (kantung zakar)
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.
1.      Otot dartos
Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur. Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis.
2.      Otot kremaster
Otot kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum memiliki banyak kelenjar keringat, untuk mendinginkannya dilakukan melalui proses penguapan air keringat



Gambar 2.Struktur alat reproduksi pria
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b.      Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa (sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron.
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel telur.



                                                       Gambar 3. Proses spermatogenesis
                                                           (Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut berlangsung secara berurutan. Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada manusia, perkembangan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), dan hormon testosteron.
Hal yang mengagumkan dari kerja tubulus seminiferus adalah mampu memproduksi sperma setiap hari sekitar 100 juta spermatozoa. Jumlah yang normal spermatozoa berkisar antara 35–200 juta, tetapi mungkin pada seseorang hanya memproduksi kurang dari 20 juta, maka orang tersebut dapat dikatakan kurang subur. Biasanya faktor usia sangat berpengaruh terhadap produksi sperma. Seorang laki-laki yang berusia lebih dari 55 tahun produksi spermanya berangsur-angsur menurun. Pada usia di atas 90 tahun, seseorang akan kehilangan tingkat kesuburan. Selain usia, faktor lain yang mengurangi kesuburan adalah frekuensi  melakukan hubungan kelamin. Seseorang yang sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang kesuburannya. Hal ini disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Berkebalikan dengan hal itu, apabila sperma tidak pernah dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua akan mati lalu diserap oleh tubuh.
c.       Hormon reproduksi pada pria
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Testosteron
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipofisis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder serta mendorong spermatogenesis.
2)      Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.
3)      Follicle Stimulating Hormone/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebutspermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
4)      Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5)      Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
6)      Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
2.      Sistem Reproduksi Wanita
a.      Organ reproduksi
Organ reproduksi wanita dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
1)      Organ reproduksi luar
     Organ reproduksi luar terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a)      Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlapiskan lemak.
b)      Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.
c)      Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kulit yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.
d)      Klitoris, tonjolan kecil disebut juga kelentil.
e)      Orificium urethrae (muara saluran kencing), tepat dibawah klitoris.
f)       Himen (selaput dara), berlokasi dibawah saluran kencing yang mengelilingi lubang vagina.
2)      Organ reproduksi dalam
     Organ reproduksi dalam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a)      Indung telur (ovarium)
           Ovarium berjumlah sepasang dan terletak dirongga perut, yaitu di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur yang diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel adalah struktur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan mlindungi perkembangan sel telur.
b)      Oviduk (tuba fallopi)
           Oviduk berjumlah sepasang. Saluran oviduk menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). Ujung oviduk berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbriae). Fibriae berfungsi menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh fibriae, kemudian diangkat oleh bagian oviduk yang menyempit dengan gerak peristaltik dinding tuba menuju ke rahim.
c)      Uterus (rahim)
           Pada manusia, rahim hanya satu ruang dan berotot serta tebal. Pada wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran rahim biasanya panjangnya 7 cm dan lebarnya 4-5 cm. Rahim bawah mengecil dan dinamakan leher rahim (serviks uteri) sedangkan bagian yang besar disebut badan rahim (korpus uteri). Rahim tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
           Endometrium menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan yang akan mengelupas setiap bulannya bila tidak ada zigot (sel telur yang telah dibuahi) yang ditanamkan (implantasi).
d)     Vagina
Vagina ialah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis daripada rahim dan banyak memiliki lipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Vagina juga memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan kelenjar Bartholin.


(a)




(b)

Gambar 4. Organ reproduksi wanita tampak dari (a) depan dan (b) samping
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b.      Oogenesis
Proses pembentukan sel telur disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam ovarium (indung telur). Sel telur berasal dari sel induk telur yang disebut oogonium. Dalam oogonium, terkandung kromoson sebanyak 23pasang. Sel-sel oogonium ini bersifat diploid. Di dalam ovarium ini, sel-sel oogonium membelah secara mitosis. Sel-sel oogonium (oosit primer) terbentuk sejak bayi lahir. Saat pubertas, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit primer). Proses ini terjadi dibawah pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone).
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Oosit yang terus berkembang, lama– kelamaan akan dipisahkan dari folikel-folikel disekelilingnya oleh zona pelusida. Dibawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de graaf (folikel yang telah masak). Kemudian sel-sel folikel ini memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone). LH berfungsi mendorong terjadinya ovulasi. Kemudian oosit sekunder akan mengalami pembelahan lagi secara mitosis membentuk ootid dan badan kutub II. Selanjutnya ootid inilah yang akan berkembang menjadi ovum. Ovum yang dihasilkan dari proses ini hanya berjumlah satu. Agar bisa mengetahui dengan jelas proses tersebut, Perhatikan Gambar 5.


  
Gambar 5. Proses pembentukan sel telur
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
c.       Kontrol hormon pada sistem reproduksi wanita
Berjalannya sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium. Perhatikan Gambar 6.



Gambar 6. Kontrol hormon pada reproduksi wanita
(Sumber: Rochmah 2009)
Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon estrogen. Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH.
Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi.
Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.
d.      Menstruasi
           Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.  Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remajasampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodic. Darah menstruasi sering disertai dengan jaringan-jaringan kecil yang bukan darah. Siklus menstruasi pada wanita terdiri atas 3 fase yaitu : (Lihat Gambar 7).
1)      Fase proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase estrogenic” fase ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.Setiap bulan setelah haid, hipofisis anterior akan mensekresikan FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon ini berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel graaf. Selama partumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estrogen berfungsi untuk membangun endometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.
2)      Fase sekresi (fase progesterone)
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon progesterone. Selama fase sekresi, endometrium terus menebal. Arteri-arteri membesar dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh hrmon estrogen dan progesteron yang disekresiksn oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogenmenurun bahkan sampai hilang.
3)      Fase menstruasi
Fase ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Karena hormon progesteron dan estrogen berhenti dikeluarkan, maka endometrium mengalami degenerasi. Darah mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagna. Dengan menurun dan hilangnyaprogesteron dan estrogen, FSH aktif diproduksi lagi, dan siklus dimulai kembali.

Gambar 7. Siklus menstruasi
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

3.      Fertilisasi dan Kehamilan
1)      Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu membuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu, suatu selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.




Gambar 8. Proses Fertilisasi
Sumber : Campbell Jilid 9, 2011)

 Pada fertilisasi mencakup 3 fase :
a)         Penembusan korona radiata.
b)        Penembusan zona pelusida.
c)         Fusi oosit dan membrane sel sperma
 Fase 1 : Penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita,hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukanuntuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akanmembuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yangmengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona.
Fase 2 : Penembusan zona pelusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yangmempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom.Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehinggaakan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketikakepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Padagilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagispermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisamenempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.

Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma seltersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit danselaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.Segera setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda :
1.      Reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir kortikal oosit.
a.       Selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain
b.      Zona pelusida butirmengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambatan dan penetrasi sperma. Dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2.      Melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosiskeduanya segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive. Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah intivesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita.
3.      Penggiatan metabolic sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa olehspermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awalembriogenesis.
 Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pronukleuswanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan ekornya terlepasdan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak dapat dibedakan dansesudah itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti mereka. Salama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria (keduanya haploid) harus menggandakanDNA-nya. Jika tidak,masing-masing sel dalam zigot tahap 2 sel tersebut akan mempunyaiDNA separuh dari jumlah DNA normal. Segera sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal 23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah membelahmemanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. Sementara kromatid-kromatid berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan, muncullah satu alur yang dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi 2 bagian.
Hasil utama pembuahan, yaitu:
1)      Pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah danseparuhnya dari ibu. Olah karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baruyang berbeda dari kedua orang tuanya.
2)      Penentuan jenis kelamin individu baru. Spermatozoa pembawa X akan menghasilkansatu mudigah wanita (XX), dan spermatozoa pembawa Y menghasilkan satu mudigah pria (XY). Oleh karena itu, jenis kelamin kromosom mudigah tersebut ditentukan pada saat pembuahan.
3)      Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan,oosit biasanya akan berdegenerasi 24 jamsetelah ovulasi.



Gambar 10. Proses ovulasi, fertilisasi hingga implintasi embrio
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Selama berhubungan seksual jumlah semen yang diejakulasikan rata-rata adalah 3.5 mldan tiap 1 ml semen mengandung 120 juta spermatozoon.Jumlah ini diperlukan mengingattingkat kematian spermatoon sangat tinggi.Hanya sekitar 100 spermatozoon yang mampu bertahan hidup untuk mendekati ovom di tuba fallofi.Sekitar 20% spermatozoon akankehilangan kemampuan membuahi ovum ada juga yang mati karena keasaman vagina danada juga yang tidak dapat menjangkau leher rahim.Jadi hanya beberapa sperma saja yangmemiliki kualitas baik yang mampu menembus ovum.Ovum tidak hanya dilapisi olehmembran plasma tetapi oleh lapisan-lapisan lain,sehingga sperma memerlukan waktu yanglama agar dapat menembus masuk ke dalam ovum
2)      Gestasi/Kehamilan
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalanannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel-sel yang sama besarnya dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula dengan rongga di dalamnya yang disebutblastocoel atau blastosol. Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
a)      Sel-sel bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi, dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan. Macam-macam membran kehamilan adalah sebagai berikut:
1.      Sakus vitelinus
Sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
2.      Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Embrio membentuk vili korion atau jonjot-jonjot  di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah embrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
3.      Amnion
Amnion  merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam suatu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion berfungsi menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
4.      Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbondioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
b)      Sel-sel bagian dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio atau embrioblas. Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm) . Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu keempat sampai kedelapan.



Gambar 11. Selaput pembungkus janin dan struktur plasenta
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat dilakukan dengan sukses. Proses kehamilan pada manusia berlangsung kira-kira 266 hari atau 38 bulan. Awalnya, blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara lain tropoblas (sel-sel terluar), embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan blastocoel (rongga yang berisi cairan). Tropoblas merupakan sel-sel terluar dari blastosit yang mengeluarkan enzim proteolitik sehingga mampu terjadi implantasi pada endometrium. Sementara, embrioblas merupakan sel-sel bagian dalam blastosit yang terdapat bintik benih sebagai hasil pembelahan selnya. Antara tropoblas dan bintik benih dipisahkan oleh bagian berisi cairan yang disebut selom.
Sewaktu berada di dalam rahim, embrio ini juga selalu membelah dan mengalami perkembangan untuk membentuk janin(fetus).Tahap blastulasi terjadi pada minggu pertama setelah fertilisasi. Pada saat ini embrio masih sangat kecil. Walaupun dalam kurun waktu itu ia telah terdiri atas ratusan sel-sel kecil yang berkumpul membentuk bola kecil yang berukuran hampir sama dengan kepala jarum pentul. Pada proses pembentukan blastula, sel-sel membelah dengan cepat dan terjadi migrasi sel di dalam embrio, yang membentuk dua bagian utama, yaitu embrio yang nantinya berkembang menjadi janin dan membran ekstra embrio yang nantinya membentuk plasenta, amnion, dan tali pusar. Ketiga bagian ini berfungsi untuk menunjang kehidupan janin, antara lain:
1.      Untuk memberikan nutrisi,
2.      Pertukaran gas, dan
3.      Menahan goncangan
Plasenta juga dapat menghasilkan hormon-hormon tertentu, antara lain mengatur hormon kelenjar dan relaksin yang berfungsi untuk fleksibilitas simfibis pubis dan organ-organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses gastrulasi yang terjadi pada minggu ke-3. Pada proses gastrulasi, jaringan sudah membentuk 3 lapisan, yaitu lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis.
Ketiga lapisan jaringan tersebut akan mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk organ dan sistem organ.
1.      Lapisan ekstroderm akan membentuk organ-organ seperti saraf, hidung, mata, kelenjar kulit dan berkembang menjadi jaringan epidermis.
2.      Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk organ ginjal, limpa, kelenjar kelamin, jantung, pembuluh darah, getah bening, tulang dan otot.
3.      Lapisan endoderm akan membentuk organ hati, pankreas, saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelenjar gondok, dan anak gondok.
Fase itu disebut fase organogenesis. Fase ini terjadi pada minggu ke-4 s.d. minggu ke-8. Pada saat janin berusia 14 minggu, organ sudah terbentuk lengkap. Janin terus mengalami pertumbuhan dan penyempurnaan pada bagian-bagian organ tubuhnya, hingga usia 9 bulan 10 hari sebagai usia yang normal bagi bayi untuk dilahirkan. Kadar hormon estrogen pada seorang wanita yang hamil sedikit. Hormon estrogen ini akan membantu kontraksi uterus. Selain itu, dihasilkan pula hormon oksitosin yang fungsinya sama seperti estrogen.

Gambar 12. Proses perkembangan bayi dari masa 5 minggu hingga 20 minggu
(Sumber : Campbell Jilid 9, 2011)
4.      Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Setelah embrio tumbuh dan berkembang menjadi bayi yang sempurna, proses dilanjutkan dengan persalinan.Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktivitas uterus sehingga terjadi kontraksi dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Persalinan atau kelahiran terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan berirama. Prosesnya terjadi dalam tiga tahap, yaitu :
a)    Tahap pertama, dimulai dengan pembukaan dan pemipihan serviks (leher rahim), kemudian dilanjutkandengan dilatasi sempurna.

 

Gambar 13. Tahap Dilatasi cervix
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

b)   Tahap kedua, yakni ekspulsi atau pengeluaran bayi. Adanya kontraksi yang kuat dan terus menerus mengakibatkan bayi mulai turun dari uterus menuju vagina.



Gambar 14. TahapExpulsi
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

c)    Tahapan terakhir adalah keluarnya bayi yang berplasenta. Plasenta bayi ini akan dipotong dan dijepit sehingga menjadi pusar.


                                      

Gambar 15. Tahap Terakhir Keluarnya Plasenta
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

Ada beberapa hormon yang berperan pada proses kelahiran bayi. Hormon tersebut meliputi hormon relaksin, estrogen, prostaglandin, dan oksitosin. Hormon relaksin diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Fungsi hormon ini adalah melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul saat terjadi kelahiran. Hormon estrogen dihasilkan oleh plasenta dengan fungsi menurunkan jumlah hormon progesteron sehingga kontraksi dinding rahim bisa berlangsung. Hormon prostaglandin dihasilkan oleh membran ekstraembrionik dengan fungsi meningkatkan kontraksi dinding rahim. Sedangkan hormon oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ibu dan janin. Fungsinya juga meningkatkan kontraksi dinding rahim.

5.      Air Susu Ibu/ASI
Air susu ibu dihasilkan oleh kelenjar susu pada payudara seorang wanita yang dapat memproduksi, biasanya dihasilkan setelah kehamilan tua atau setelah melahirkan.
a)      Struktur dan Fisiologi Payudara
Semua mamalia memiliki kelenjar mammae. Payudara manusia berbentuk kerucut, dan memanjang dari iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau ketujuh.Payudara mempuyai jaringan kelenjar, duktus, jaringan buluh limfe. Jaringan kelenjarnya terdiri atas 15-25 lobus, masing-masing bermuara ke dalam duktus ekskretorius tersendiri yang berakhir di puting susu. Tiap duktus melebar ketika memasuki basis puting susu untuk membentuk sinus susu. Sinus ini berfungsi sebagai reservoir susu selama masa menyusui. Tiap lobus dibagi lagi menjadi 50-75 lobulus yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus ekskretorius lobus itu.
Puting susu dan areola mengandung otot polos yang berfungsi menyempitkan areola dan menekan puting susu. Kontraksi otot polos membuat puting susu tegak dan keras, dengan demikian akan mempermudah pengosongan sinus susu.
Kulit puting susu dan areola berpigmen banyak dan tidak berambut, tetapi kadang-kadang ditemui pada areola mengandung folikel rambut.Perubahan fisiologis pada payudara disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a.    Pertumbuhan dan proses penuaan.
b.    Daur haid.
c.    Kehamilan

Menyusui menimbulkan impuls saraf yang berjalan ke hipotalamus.Hipotalamus merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan prolaktin,yang bekerja pada jaringan kelenjar payudara untuk menghasilkan air susu.
Hipotalamus juga merangsang hipofisis posterior untuk menghasilkan oksitosin yang merangsang sel-sel otot di sekitar jaringan kelenjar untuk berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke dalam sistem duktus
Pada masa kehamilan, payudara wanita menjadi lebih penuh dan keras. Areola lebih gelap dan puting susu menegak ketika membesar. Ketika memasuki trisemester ketiga akan timbul kresi kekuning-kuningan yang disebut kolostrum. Setelah lahirnya anak, jika ibu tersebut menyusui dalam 24 jam, sekresi kolostrum berhenti dan mulai timbul sekresi air susu ibu (ASI). Selama menyusui, payudara membesar. Proses kendali neuroendokrin payudara dapat diuraikan sebagai berikut.

b)      Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Pada proses kehamilan yang normal, setelah janin ber-usia 9 bulan 10 hari, akan dilahirkan. Setelah lahir, bayi akan memasuki masa pertumbuhan pasca kelahiran.
Ketika baru saja dilahirkan, bayi sudah memerlukan makanan, akan tetapi tidak setiap makanan bisa diberikan pada bayi, sebab bayi membutuhkan makanan khusus dan makanan itu sudah disediakan oleh ibunya, yakni (ASI)air susu ibu.
Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting bagi seorang bayi, yaitu untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi.Ketika seorang bayi berusia di bawah 4 bulan, mereka belum diberikan makanantambahan, karena pencernaannya masih halus sekali sehingga bayi hanya memerlukan makanan khusus yang berbentuk cair, yaitu susu.
ASI mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan sangat sesuai dengan pencernaan bayi. Keutamaan ASI lainnya adalah bebas bakteri dan dapatmemberikan kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi resiko bayi terkena infeksi.
Pemberian ASI saja pada bayi yang berumur di bawah 4 tahun ini disebut pem-berian ASI eksklusif. Ini merupakan salah satu cara untuk mencapai sasaran kesejah-teraan ibu dan anak. Tetapi dalam praktik-nya ternyata di Indonesia pada saat ini perilaku pemberian ASI eksklusif belum seperti yang diharapkan, padahal pemerintah sudah mencanangkan program pemberian ASI eksklusif sejak tahun 1990. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu kurang bisa memberikan ASI terhadap bayinya, antara lain karena kesibukan kerja, hilangnya kepercayaan diri, kurangnya penerangan, dan sosialisasi.

c)      Kebaikan ASI sebagai makanan bayi
ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung kadar laktosa tinggi. Laktosa dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat. Asam laktat dalam susu bayi bermanfaat untuk :
1.      Menghambat pertumbuhan bakteri yang patogen
2.      Menghambat pertumuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan berbagai asam organik dan mensintesis beberapa jenis vitamin dalam usus.
3.      Memudahkan terjadinya pengendapan calsium caseinate (protein susu)
4.      Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium.
5.      ASI tidak mengandung bibit penyakit, justru mengandung zat penolak untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara lain laktoferin, dan antibodi yang dapat melingdungi anak dari bakteri, virus, dan jamur.
6.      ASI lebih aman terhadap kontaminasi, karena ASI diberikan langsung, maka kemungkinan tercemar zat yang berbahaya lebih kecil.
7.      Resiko alergi pada bayi sangat kecil.
8.      Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi .
9.      Pemberian ASI dapat mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
10.  Bayi yang menyusu pada ibunya, memiliki pertumbuhan geraham lebih baik.
11.  Bentuk payudara ibu memungkinkan bayi menyusu tanpa tersedak.
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat setelah persalinan disebut kolostrum. Setelah hari keempat sampai kira-kira minggu kelima disebut air susu peralihan. Setelah minggu kelima dan seterusnya, ASI yang diproduksi mempunyai komposisi zat gizi yang tetap.
Kolostrum berwarna lebih kuning dan lebih kental daripada ASI. Kolostrum berkhasiat membersihkan saluran pencernaan dari mukoneum (kotoran yang terdapat dalam saluran pencernaan janin). Selain itu, kolostrum juga merangsang kematangan mukosa usus sehingga saluran pencernaan siap untuk mencerna ASI.
ASI memiliki kandungan gizi lengkap, baik makronutrien seperti protein, lemak, karbohidrat, maupun mikronutrien yaitu vitamin dan mineral. Mineral yang terdapat dalam ASI sama dengan yang terkandung dalam kolostrum, hanya kadarnya lebih rendah.
Keuntungan lain dari pemberian ASI adalah praktis, karena dapat diberikan kapan saja, dimana saja dalam keadaan segar dengan suhu yang sesuai dengan suhu tubuh bayi, higienis, dan ekonomis.

6.      Alat-alat Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pembuahan. Secara sederhana kontrasepsi dapat diartikan sebagai tindakan mencegah kehamilan. Berdasarkan waktu penggunaan alat kontrasepsi dan teknik penggunaannya, kontrasepsi dibedakan atas dua metode, yaitu permanen dan nonpermanen.
a)      Metode Kontrasepsi Permanen
Metode ini disebut juga kontrasepsi menetap, yaitu membuat kemampuan untuk hamil sulit atau tidak dapat dikembalikan. Usaha kontrasepsinya dilakukan dengan cara operasi baik pada wanita maupun pria. Pada wanita dikenal dengan MOW (metode operasi wanita) disebut juga tubektomi. Pada pria dikenal dengan MOP (metode operasi pria) disebut juga vasektomi.
b)      Metode Kontrasepsi Nonpermanen
Metode ini disebut juga kontrasepsi tidak menetap, yaitu suatu metode kontrasepsi yang tidak menutup kemungkinan untuk dapat hamil kembali. Metode ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1.      Tanpa alat/obat, yaitu dengan memperpanjang masa menyusui, pantang berkala (sistem kalender), atau dengan senggama terputus (coitus interrup-tus).
2.      Dengan menggunakan alat/obat, misalnya menggunakan pil, susuk, kondom, suntikan, diafragma, tablet busa, dan AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/Intra Urine/De-vice).
Selain alat kontrasepsi diatas, berikut alat-alat yang dipergunakan untuk mengatur kelahiran dan cara kerjanya :
Alat KB
Mekanisme
Akibat
Pil
Pil yang mengandung hormon ini diminum tiap hari
Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH
Suntikan depoprovera
Suntikan progesteron seperti steroid dilakukan 4 kali setahun
Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH
Susuk KB
Tabung progestin (dibuat dari progesteron) ditanam dibawah kulit
Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH
IUD (Spiral)
Gulungan plastik dimasukkan kedalam uterus
Mencegah implantasi
Spons vagina
Spons yang diberi spermisida (pembunuh sperma) dimasukkan ke vagina
Membunuh sperma yang masuk
Diafragma
Cawan plastik dimasukkan pada vagina untuk menutup serviks
Menghalangi sperma yang masuk vagina
Karet KB
Dipakai untuk menyelubungi penis
Mencegah sperma masuk vagina

7.      Kelainan/Gangguan Pada Sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti virus ataupun bakteri. Penyakit  sistem reproduksi manusia bisa di sebut juga penyakit kelamin. Pada dasarnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual atau hubungan intim. Penyakit pada sistem reproduksi dapat menyerang pria maupun wanita.Contoh-contoh penyakit pada sistem reproduksi beserta pengobatannya :
1)      Gonore (kencing nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Tanda-tanda atau Gejala dari gonore:
Keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan.
Pengobatan gonore:
Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
2)      Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks.
Tanda-tanda Gejala herpes genetalis:
Timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.


Cara penularan herpes genetalis:
Seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain apabila terjadi persentuhan.
Pengobatan herpes genetalis:
Penderita herpes biasanya diobati dengan antivirus serta vitamin untuk menguatkan daya tahan tubuh. Karena itu, penderita sebaiknya beristirahat hingga luka herpes mengering dan keluhan tubuh pegal-pegal mereda. Masa istirahat selama kira-kira 2 minggu tersebut juga diperlukan untuk mencegah berulangnya penyakit.
Pencegahan herpes genetalis:
Imunisasi dengan vaksin varisela zoster serta tidak melakukan kontak dengan penderita herpes.
3)      Infeksi Jamur Kandida
Kandida adalah bermacam-macam jamur yang hidup pada saluran pencernaan dan saluran kemih serta genital. Ada beberapa jenis jamur kandida, tetapijenis yang paling banyak dikenal dan juga yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi jamur pada manusia adalah kandida albikans. Bila infeksi terjadi pada liang vagina, gejala yang paling sering muncul adalah gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam hari, keluarnya cairan vagina berwarna pekat seperti keju sampai dengan keruh encer.
Cara Penularan Jamur Kandida:
Selain karena persetubuhan, infeksi jamur kandida bisa menyerang apabila kondisi higinitas alat kelamin terabaikan. lnfeksi kandida juga bisa mengancam Anda yang menderita penyakit diabetes, terlalu sering mengonsumsi antibiotika, serta sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh.
Pengobatan Jamur Kandida:
Infeksi dapat diobati dengan obat anti jamur yang digunakan secara lokal. Apabila terjadi infeksi berat, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan antibiotika.
Pencegahan Jamur Kandida:
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan minum vitamin, serta memperbaiki perawatan di seputar area organ intim Anda.

4)      Kutu Pubis
Serangan kutu yang hinggap pada rambut di area vagina ini bisa membuat penderitanya merasa amat tidak nyaman. Kutu dengan nama latin Phthiruspubis ini ukurannya amat kecil, tetapi masih kasat mata dan berwarna kelabu kekuningan. Kutu pubis beraksi dengan cara menancapkan kepalanya ke kulit, di mana ia mengisap darah dari pembuluh darah yang kecil. Gejala terjangkit kutu pubis adalah gatal yang tidak berkesudahan walau sudah digaruk. Pada beberapa orang, garukan yang kuat bahkan bisa menimbulkan ruam alergi yang meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Cara penularan Kutu Pubis:
Dalam kondisi kenyang, kutu pubis dapat hidup di luar tubuh selama satu hari. Karenanya, kutu tersebut bisa berpindah ke orang lain apabila ia jatuh ke pakaian dalam, selimut, ataupun handuk. Telur kutu yang melekat pada kain dapat bertahan sampai 6 hari, sehingga orang dapat tertular kutu pubis karena menggunakan pakaian, handuk atau tidur di ranjang orang lain. Kutu pubis dapat dijumpai pula di ketiak dan kulit kepala, biasanya karena terbawa dari area kemaluan melalui jari atau kuku.
Pengobatan Kutu Pubis:
Biasanya dokter akan memberikan sejenis krim yang mesti dioleskan ke area yang terjangkit dan dibilas setelah sepuluh menit. Ada pula sabun khusus yang mesti digunakan setiap kali membersihkan area vagina. Jangan lupa mencuci baju, handuk, selimut, dan lain-lain sebelum pengobatan dimulai.
Pencegahan Kutu Pubis:
Menjaga kebersihan pribadi dan pasangan, serta sedapat mungkin jangan meminjam pakaian (apalagi pakaian dalam) dan handuk orang lain.
5)      Kanker vagina
Kanker vagina merupakan kanker yang terjadi pada wanita. Penyebabnya bisa karena adanya infeksi virus pada vagina.
6)      Kanker rahim
kanker rahim merupakan gangguan yang ditandai dengan perdarahan pada vagiana secara tidak normal. 

7)      Prostatis
Prostatis merupakan gangguan yang terjadi pada prostat dalambentuk peradangan oleh bakteri E. colidan Chlamydia.
8)      Condiloma Accuminata
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
9)      Endometriosis
Merupakan gangguan akibat adanya jaringan endometrium dari luar rahim (uterus) yaitu dapat tumbuh di sekitar  ovarium, oviduk, servik dsb. Gejalanya penyakit ini berupa rasa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Rasa nyeri ini disebabkan oleh pengelupasan jaringan endometriosis.
10)  Epididimitis
Merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
11)  Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
12)  Hipogonadisme
Merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi  hormon, seperti hormon androgen dan  estrogen. Gangguan ini menyebabkan  infertilitas,  impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
13)   HIV (AIDS)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus. 

14)  Impotensi
Merupakan ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan produksi hormon testosteron, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alkohol, dan gangguan sistem saraf.
15)  Infertilitas (Mandul)
Infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas terjadi karena adanya penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan pada saluran sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis. Sedangkan, pada wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.
16)  Kanker Ovarium
Merupakan kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopause (berumur 50 tahun ke atas).
17)  Kanker Payudara
Merupakan kanker yang menyerang payudara. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.
18)  Kanker Prostat
Merupakan kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas.
19)  Kanker serviks (Leher Rahim)
Merupakan kanker pada bagian serviks wanita, banyak menyerang wanita di atas umur 40 tahun. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus herpes dan human papilloma virus.
20)  Kriptorkidisme
Merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian  hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron.


21)  Orkitis
Merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh  virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan  infertilitas.
22)  Penyempitan Saluran Telur/Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
23)  Prostatitis
Merupakan peradangan pada kelenjar prostat. Peradangan kelenjar prostat ini dapat diikuti oleh peradangan uretra. Penderita prostatitis memiliki gejala-gejala seperti sakit saat buang air kecil.
24)  Sifilis (Raja Singa)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.


C.      LATIHAN
1.      Meiosis pada tubuh laki-laki terjadi di dalam . . . .
a.       Testis
b.      Kelenjar prostat
c.       Tuba falopi
d.      Folikel
e.       Ovarium
2.      Janin yang berkembang di rahim ibu akan memperoleh makanan yangterdapat di . . . .
a.       Endometrium
b.      Uterus
c.       Plasenta
d.      Tuba falopi
e.       Tali ari
3.      Hampir seluruh wanita usia subur mengalami menstruasi. Artisebenarnya mensturasi, yaitu . . . .
a.       Rahim mengalami pendarahan
b.      Folikel de graaf mengalami pemasakan
c.       Terbentuknya corpus luteum dalam rahim
d.      Menebalnya dinding rahim
e.       Meluruhnya dinding rahim
4.      Seluruh kegiatan reproduksi manusia diatur oleh bagian otak yang disebut . . . .
a.       Pituitari
b.      Hipotalamus
c.       Hipofise
d.      Talamus
e.       Serebelum
5.      Hormon yang berperan dalam pembentukan dan pematangan spermatozoa dan ovum adalah . . .
a.       FSH
b.      LH
c.       Testoteron
d.      Estrogen
e.       Oksitoksin
6.      Tempat terjadinya fertilisasi pada alat reproduksi wanita adalah....
a.       Vagina
b.      Uterus
c.       Oviduk
d.      Endometrium
e.       Korpus luteum
7.      Saat menembus membran plasma, hanya kepala sperma saja yang masuk ke dalam membran sel, sedang ekornya melebur di....
a.       Korona radiata
b.      Zona pelusida
c.       Membran vitelina
d.      Membran plasma
e.       Inti sel
8.      Tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh darah pertama embrio yaitu....
a.       Alantois
b.      Amnion
c.       Korion
d.      Sakus vitelinus
e.       Plasenta
9.      Pada fase gastrula dujumpai beberapa lapis jaringan embrional. Lapisan yang akan berkembang menjadi jaringan saraf adalah....
a.       Archenteron
b.      Gastrocoel
c.       Endoderm
d.      Mesoderm
e.       Ektoderm
10.  Hormon yang berfungsi untuk meningkatkan sekresi air susu adalah....
a.       Estrogen
b.      Progesteron
c.       Mammotropin
d.      Prolaktin
e.       Relaksin




D.      REFERENSI

Anonim. 2013.Reproduksi Pria dan Wanita.  Tersedia (Online): http://reproduksiwanita.com/anatomi-reproduksi-pria-dan-wanita
Campbell, dkk. 2011Campbell Biologi Edisi Kesembilan Jilid 9.America.
Hidayati N, Retnowati D. 2010. Kamus Lengkap Biologi Sesuai Kurikulum Terbaru Untuk SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Dwimedia Pres
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rochmah, Siti N., dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Salma. 2013. Sistem Reproduksi Pria. Tersedia (Online): http://majalahkesehatan.com/sistem-reproduksi-pria/.
Yanto Budi. 2013. Reproduksi Pria. Tersedia (Online): http://budisma.web.id/alat-kelamin-reproduksi-pria.html.



E.       SENARAI
Bayi : Fetus yang sudah siap untuk dilahirkan.
Embrio : Anakkan hasil pengembangan lanjutan zigot setelah proses diferesiasi dan spesialisasi.
Ejakulasi : Proses pemancaran sperma/Peristiwa keluarnya sperma dari penis dan biasanya disertai dengan orgasme.
Erektil : Jaringan yang membuat alat (misalnya penis) jadi tegang.
Generatif : Cara reproduksi yang terjadi karena adanya peleburan dari sel kelamin jantan dan betina (sperma dan ovum), baik yang terjadi di dalam atau di luar tubuh.
Fetus/Janin : Perkembangan mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran.
FSH (Folicle Stimulating Hormone) : yaitu pertumbuhan folikel ovarium pada betina yang dirangsang oleh hormon hipofisis.
Gametogenesis : Proses pembentukkan gamet
Implantasi : Pelekatan embrio pada dinding rahim.
Kelenjar Bartholin : Merupakan kelenjar lendir sebelah dalam bagian posterior labia majora dan salurannya bermuara kebagian samping labia minora.
Menstruasi : Pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.
Menarche : Menstruasi yang terjadi pertama kali pada perempuan.
Menopause : Masa-masa berhentinya menstruasi pada perempuan
Oogenesis : Proses pembentukkan Ovum
Ovulasi : Proses pematangan sel telur/Lepasnya sel telur dari ovarium.
Penetrasi : pemasukkan alat kelamin pria ke alat kelamin perempuan.
Prostaglandin : Derivat asam lemak yang disintesis dalam sel-sel khusus oleh alat kelamin, terutama prostat, vesicula, anti-radang,menghambat aktifasi sel T yang cytitixic dan mengatur metabolisme dan fungsi kelenjar kelamin
Spermatogenesis : Proses pembentukkan spermatozoa

Zigot : Sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel kelamin yang telah masak atau proses perkembangbiakan sebelum janin atau calon janin/embrio pada rahim.

0 komentar:

Posting Komentar